Kamis, 30 September 2021

NEW YEAR

 

 

Oleh : Fathur Rahman, S.Pd.I *)

Bangsa Babylonia yang lahir sekitar 2000 tahun SM di lembah Mesopotamia (membentang di antara Sungai Eufrat dan Sungai Tigris) memiliki beragam peradaban maju ketika itu, banyak ilmu terserak dari sisa-sisa peradaban. Salahsatunya yaitu Ilmu Matematika dan Astronomi yang hingga hari ini masih kita gunakan dalam memahami waktu.

Beberapa diantaranya bangsa ini telah menggambarkan perbintangan (rasi bintang). Peninggalan ilmu tersebut termasuk untuk menantukan awal tahun baru, yaitu menetapkan sebuah lingkaran imajiner menjadi 360 derajat – berdasarkan ini pula menjadikan keadaan bumi 360 derajat. Bangsa ini juga menetapkan satu hari 24 jam: 1 jam berarti 60 menit dan 1 menit berarti 60 detik; 1 hari merupakan 24 jam, sama dengan 1440 menit, atau 86.400 detik.

 

Perlu diketahui bahwa ada dua macam peredaran pada bumi, yaitu rotasi bumi dan revolusi bumi. Rotasi bumi adalah peredaran bumi pada porosnya dari arah barat ke timur, sedangkan revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari dari arah barat ke timur. Rotasi bumi akan mengakibatkan pergantian siang menuju malam serta perbedaan waktu di permukaan bumi, untuk satu kali putaran penuh (360°) ditempuh selama 24 jam. Peristiwa ini dapat pula dijadikan perbandingan antara satuan jarak busur dengan satuan waktu, yakni setiap jarak 150 busur ditempuh 1 jam, setiap 1° busur ditempuh selama 4 menit jam, setiap 1 menit jam sama dengan 15 menit busur, dan 1 menit busur sama dengan 4 detik jam, serta 15 detik busur sama dengan 1 detik jam. Sedangakan revolusi bumi untuk satu kali putaran (360°) memerlukan waktu selama 365 hari, 1 Tahun berarti 365 hari, 5 jam 46 menit dan 24 detik menurut Abu Abdullah Muhammad bin Jabir bin Sinan al Hirany Al Battani (858-929 M) atau yang dikenal dengan sebutan Albetenius yang telah mempopulerkan pengertian-pengertian trigonometri dan digunakan sampai sekarang. Jangka waktu revolusi bumi inilah yang di jadikan dasar dalam perhitungan bulan pada tahun Syamsiah (Tahun Masehi).

Dalam satu tahun masehi dihitung 365 hari pada tahun basithah (common year) dan 366 hari pada tahun kabisat (leaf year). Dalam 4 tahun sekali akan terjadi 1 tahun kabisat dan 3 tahun basithah, penambahan 1 hari pada tahun kabisat diletakkan pada Bulan Februari sehingga pada tahun basithah umur Bulan Februari hanya 28 hari dan pada tahun kabisat menjadi 29 hari. Sehingga dalam siklus 4 tahun jumlah hari pada tahun masehi adalah 1461 hari dengan rincian 3 tahun basithan x 365 hari di tambah 1 tahun kabisat x 366 hari = 1461 hari.

“Apa itu tahun basithah dan apa itu tahun kabisat dan bagaimana cara untuk mengetahui serta membedakannya?”. Tahun basithah adalah tahun yang tidak habis dibagi 4 (common year) dan tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 (leaf year). Sebagai contoh adalah tahun 2020 dibagi 4 hasilnya 505 (ini disebut tahun kabisat, karena 2020 habis di bagi 4); Sedangkan 2021 dibagi 4 hasilnya 505,25 (ini disebut tahun basithah, dikarenakan 2021 tidak habis dibagi 4). Dengan pengertian dan penghitungan sederhana tersebut dapat disimpulkan bahwa 2021 yang akan tiba ini merupakan common year dalam perhitungan di atas.

Happy New Common Year 2021 M.

*) Guru MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid dan Sekretaris PC. LFNU Kab. Lumajang

http://mtsmu2bakid.sch.id/mengenal-perbedaan-common-year-dan-leap-year/v

0 Comments:

Posting Komentar